Adakah ketulusan itu dalam senyumanmu ?
Ataukah senyumanmu hanya sebuah kepura-puraan ?
Adakah ketulusan itu dalam setiap perkataanmu ?
Ataukah setiap kata yang meluncur darimu,
Merupakan politik pencitraanmu duhai kawanku ?
Tak secuil pun dendam tersisa dalam lubuk hatiku,
Namun terus terang, untuk kembali mempercayaimu,
Terasa sangat sulit bagiku,
Karena ternyata, Sumpahmu Demi Tuhanmu dan Tuhanku,
Ternyata hanya sebuah sandiwara bagimu,
Dan bagiku, pengalaman adalah guru terbaik bagiku,
Sedang pengalamanku mengajarkan aku,
Agar aku jangan begitu saja kembali mempercayaimu,
Sebab begitu aku mengembalikan kepercayaanku padamu,
Sesingkat itu pula kau cederai kembali kepercayaan itu.
Selasa, 23 Januari 2006
10.55 WIB
Puisi ini diilhami oleh seorang yang "mengaku" sebagai temanku, dan kepedihan dilukai seorang teman ternyata lebih pedih daripada saat kita dilukai oleh orang yang dari awal memusuhi kita****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar