Sebagai seorang mualaf…lucu ya…hingga saat ini saya berusaha lari mengejar ketertinggalanku selama 17 tahun untuk mempelajari Islam ternyata belum juga mampu memahami keelokkan Islam 0,5 % aja belum sampai lho….
Beberapa bulan lalu saya sempat berdebat dengan salah seorang teman. Pasalnya, dia, yang jauh lebih pandai dan lebih berumur dari saya justru tidak sholat, padahal dia muslim sejak lahir.
Saya berani mendebat dia, karena saya yakin, dia tidak tahu betapa beruntungnya dia....dilahirkan dalam keluarga muslim....tidak perlu melakukan perjuangan begitu berat untuk menjadi seorang muslim.
Anyway, saya tidak ingin renungan saya kali ini diartikan berbau sara. Sebagai mantan non muslim, saya mempunyai keyakinan semua agama baik, asal kita sungguh-sungguh saleh dalam menjalani agama yang kita yakini. Hingga saat ini beberapa teman dan sahabat saya juga non muslim, demikian juga kakak kandung saya.
Maksud saya, alangkah tidak eloknya kita sebagai manusia, berani untuk tidak mentaati perintah Allah – yang menciptakan kita. Sholat merupakan rukun Islam ke-2 setelah syahadat. Tentu, ibarat sebuah pernikahan, setelah mengucapkan akad, kita harus menunjukkan kesetiaan kita berupa ”setor muka” 5 x dalam sehari..maaf ya saya pakai istilah ”setor muka” agar mudah dipahami oleh orang Indonesia yang konon semar sekali ”setor muka”. Tapi ingat dalam Islam sudah ditegaskan. Bahwa Allah tidak membutuhkan ”setoran” itu karena Allah Maha Segalanya. Justru ”setor muka” itu buat menentukan nasib kita dihari akhir...”naik jabatan” alias bisa diangkat ke surga kah, atau justru masuk neraka....Seperti firman Allah :
Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan (QS.Ibrahim :31)
Kedua, jika kita pahami arti dari bacaan-bacaan sholat, juga berisi doa dan pujian kepada Allah. Seperti arti Surat Al-Fatihah yang selalu dibaca dalam tiap rukun shalat :
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Pengatur alam Semesta. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Tang berkuasa di hari pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya Engkaulah kami memohon pertolongan. Pimpinlah Kami ke jalan yang benar.Jalan orang-orang yang telah mendapatkan karunia-Mu, bukan jalan orang-orang yang mendapat murka-Mu dan bukan jalan orang-orang yang sesat.”
Indah bukan pujian dan doanya? Agar lebih mudah dipahami, mungkin dapat kita ibaratkan begini, dalam hidup, kita memiliki banyak pilihan. Seperti halnya cinta, begitu banyak orang yang dapat kita cintai. Bandingkan dengan syair sebuah lagu cinta ”Atas Nama Cinta...kurelakan hidupku denganmu.” Tapi siapa yang kita cintai ? ya kita harus berani menyatakan rasa cinta itu dengan syahadat. Lalu kita memuja-muja yang kita cintai. Nah dalam sholat itu kita juga memuja Allah. Dalam percintaan, jika kita memuji orang yang kita cintai tentu ada maksudnya kan ? Minimal cinta kita dibalas, terus mungkin siapa tau keinginan kita untuk menikah dengan dia diterima....dll....
Trus tentang 5 waktu yang ditentukan, ternyata itu berarti mendidik orang menjadi disiplin dalam mengatur waktu. Lantaran waktu shalat itu sudah tertentu dan dengan demikian melatih seseorang jadi disiplin dalam masalah waktu. Hehe cocok banget buat orang Indonesia kan ?? wah..sudah ashar...waktunya sholat...break dulu ya...sambung edisi Arti Sholat ke-2....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar